
Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penggunaan kendaraan listrik terus didorong oleh pemerintah, salah satu tujuannya adalah untuk menekan impor bahan bahan bakar minyak (BBM).
Data Kementerian ESDM mencatat Indonesia memiliki potensi mobil listrik pada tahun ini sebanyak 125.000 unit dan motor listrik mencapai 1,34 juta unit.
Dengan potensi kendaraan listrik pada tahun ini, maka diperkirakan bakal mengurangi konsumsi BBM sebesar 0,44 juta kilo liter (kl) per tahun.
Sementara untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pada 2021 diproyeksikan mencapai 572 unit dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebanyak 3.000 unit.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah menyiapkan strategi dan dukungan untuk mendorong peningkatan penggunaan kendaraan listrik.
Terlebih, pihaknya telah meluncurkan program KBLBB pada 17 Desember 2020 lalu. Program ini menurutnya bisa meningkatkan ketahanan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan impor BBM.
“Yang kita lakukan adalah mendorong percepatan pabrik baterai lebih kompetitif dan menarik bagi investor,” ungkapnya dalam Raker di Komisi VII DPR RI, Selasa (19/01/2021).
Beberapa pihak menurutnya didorong menggunakan kendaraan lisrik seperti kementerian/ lembaga, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta.
Hingga 2025, total potensi penggunaan kendaraan listrik di institusi kementerian/ lembaga, pemerintah daerah, BUMN hingga swasta bahkan diperkirakan bisa mencapai 19.220 unit untuk mobil listrik, 757.139 unit untuk motor listrik, dan 10.227 unit untuk bus.
Sementara itu, total potensi kendaraan listrik nasional yang bisa digunakan pada 2025 bisa meningkat lebih dari dua kali lipat mencapai 374 ribu unit mobil listrik dan motor listrik bahkan diperkirakan naik hampir 10 kali lipat menjadi 11,79 juta unit.
Lalu, untuk SPKLU pada 2025 diperkirakan melonjak menjadi sebanyak 6.318 unit dan SPBKLU sebanyak 17.000 unit. Bila itu terealisasi, maka potensi penghematan BBM bisa mencapai sebesar 2,56 juta kl per tahun.
Pada 2030, potensi kendaraan listrik akan meningkat lebih tinggi lagi di mana mobil listrik diperkirakan bisa mencapai 2,19 juta unit dan motor listrik mencapai 13 juta unit.
Adapun jumlah SPKLU diperkirakan mencapai sebanyak 31.859 unit dan SPBKLU sebanyak 67.000 unit. Dengan demikian, potensi penghematan BBM melonjak menjadi sebesar 6,03 juta kl per tahun.
“Kementerian ESDM susun roadmap sampai 2030. Di 2030 ada potensi 2,2 juta mobil listrik, 13 juta unit motor dan ada 31.859 unit SPKLU. Diharapkan pada 2030 bisa menekan impor BBM sekitar 6 juta kl,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk SPKLU dia sebut akan dipasang di sejumlah tempat umum, misalnya di pusat perbelanjaan, mal, dan apartemen.
sumber: cnbcindonesia.com