
Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dianugerahi sumber daya energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar dengan total potensinya mencapai 417,8 Giga Watt (GW).
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Power Indonesia Ernie D. Ginting mengatakan, besarnya potensi ini bisa membuat Indonesia mengekspor listrik berbasis energi baru terbarukan ke negara tetangga, tidak hanya untuk domestik.
“Potensi 418 GW itu tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk pasar domestik, kita juga bisa mengekspornya,” ungkapnya dalam acara ‘Pertamina Energy Webinar 2020’ pada Selasa (08/12/2020).
Ekspor ini menurutnya bisa dilakukan melalui jaringan listrik Asia di mana jaringan listrik Asia menurutnya sudah menjadi agenda, namun memang masih perlu didorong lagi untuk implementasinya.
“Asian Power Grid sudah jadi agenda, progress-nya perlu di-push lagi. Potensi renewable energy (energi terbarukan ) Indonesia tidak hanya untuk domestik, tapi juga bisa untuk diekspor,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dari total potensi ini, yang terbesar adalah tenaga surya yakni mencapai 207,8 GW. Lalu, tenaga air (hydro) sebesar 75 GW, angin sebesar 60,6 GW, bioenergi 32,6 GW, geothermal (panas bumi) 32,9 GW, dan laut 17,9 GW.
“Hydro 18% dari total potensi 75 GW, bayu 60,6 GW 15% dari total, bioenergy kita kenal dengan biomass, biofuels ya, jadi dibuat biological resources (sumber daya hayati) kira-kira 32,6 GW atau 8%, geothermal 23,9 GW atau 6% sementara ada ocean atau laut 17,9 GW 4%,” paparnya.
Dari potensi yang besar ini, namun menurutnya pemanfaatannya masih belum besar. Contohnya, untuk tenaga surya, meski memiliki potensi 207,8 GW, namun pemanfaatannya baru 150,2 Mega Watt peak (MWp) atau 0,07%.
“Total utilisasi NRE (energi baru terbarukan) 10 GW atau hanya 2,5% dari total potensi. Dengan demikian, di satu sisi kita punya peluang, di satu sisi ada tantangan yang perlu cari solusi bersama sehingga progress pemanfaatan NRE ini bisa lebih accelerate (dipercepat),” tuturnya.
Dia mengatakan, ada 12 strategi energi prioritas di mana energi terbarukan memegang peranan penting dalam prioritas energi Indonesia, antara lain:
- Meningkatkan produksi minyak 1 juta barel per hari (bph)
- Meningkatkan kapasitas kilang
- Mengembangkan bahan bakar nabati yakni biodiesel dan green gasoline
- Mempercepat penggunaan bahan bakar gas
- Mempercepat stasiun pengisian daya kendaraan listrik (EV)
- Meningkatkan liquefied petroleum gas (LPG) dalam negeri
- Gas kota
- Mempercepat penggunaan kompor listrik
- Dimethyl Ether (DME) dan metanol.
- Mempercepat infrastruktur gas melalui transmisi gas dan terminal penerima liquefied natural gas (LNG)
- Mempercepat infrastruktur listrik melalui transmisi dan distribusi nasional, smart grid, remote power
- Mempercepat pengembangan EBT di mana surya menjadi dominasi.
“Ini 12 prioritas strategi energi, bahwa NRE development pegang peranan penting dalam prioritas energi Indonesia dan tujuan dari ini semua untuk menciptakan national energy security. Strategi nomor 3, strategi nomor 11 dan nomor 12 perlu dipercepat, infrastruktur dan NRE development,” paparnya.
sumber: cnbcindonesia.com