
Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Investasi Thailand (The Thailand Board of Investment/ BOI) pada pekan lalu baru saja menyetujui serangkaian insentif komprehensif yang mencakup semua aspek utama rantai pasokan kendaraan listrik (EV), dengan fokus pada kendaraan listrik baterai (BEV), produksi suku cadang lokal, dan masuknya kendaraan komersial dari semua ukuran, termasuk kapal.
“Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mempromosikan kendaraan listrik secara menyeluruh, dan untuk menjawab perubahan radikal yang sedang terjadi dalam industri mobil global, BOI hari ini menyetujui paket yang akan mempercepat pengembangan produksi EV dan rantai pasokan terkait di Thailand, dan mengizinkan seluruh sektor bergerak ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Duangjai Asawachintachit, Sekretaris Jenderal BOI, setelah rapat dewan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan-ocha, seperti dikutip dari situs resmi BOI pada pekan lalu (04/11/2020).
Paket Baru untuk Kendaraan Listrik
Paket promosi baru yang menggantikan paket kendaraan listrik (EV) pertama yang habis masa berlakunya pada 2018 ini mencakup berbagai jenis kendaraan listrik, yaitu mobil penumpang, bus, truk, sepeda motor, becak, dan kapal laut. Skema insentif untuk berbagai jenis kendaraan listrik ini dapat diringkas sebagai berikut:
– Kendaraan roda empat:
Proyek yang memenuhi syarat dengan total paket investasi senilai setidaknya 5 miliar baht akan diberikan pembebasan pajak selama tiga tahun untuk PHEV (plug-in hybrid EV), tetapi untuk kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), periode pembebasan pajak pendapatan perusahaan selama delapan tahun akan ditawarkan dan dapat diperpanjang dalam hal investasi/ pengeluaran R&D.
Sedangkan untuk proyek yang memenuhi syarat dengan total investasi senilai kurang dari 5 miliar baht, pembebasan pajak tiga tahun akan diberikan pada PHEV dan BEV, tetapi periode pembebasan pajak untuk BEV dapat diperpanjang jika proyek memenuhi persyaratan yang ditetapkan, seperti dimulainya produksi pada 2022, produksi suku cadang tambahan, produksi minimum 10.000 unit dalam tiga tahun, dan investasi/ pengeluaran R&D.
– Sepeda motor, roda tiga, bus, dan truk:
Proyek yang memenuhi syarat akan diberikan pembebasan pajak penghasilan badan selama tiga tahun, dapat diperpanjang jika memenuhi persyaratan tambahan.
– Proyek produksi kapal bertenaga listrik:
untuk kapal dengan tonase kotor kurang dari 500, akan memenuhi syarat untuk pembebasan pajak penghasilan badan selama delapan tahun.
BOI juga menyetujui untuk menambahkan empat jenis suku cadang EV lagi dalam daftar suku cadang yang penting, yaitu peralatan listrik tegangan tinggi, roda gigi reduksi, sistem pendingin baterai, dan sistem pengereman regeneratif. Keempat kategori ini semuanya akan menerima pembebasan pajak perusahaan selama delapan tahun.
Untuk mempromosikan produksi baterai EV lokal, BOI juga menyetujui insentif tambahan untuk produksi modul baterai dan sel baterai untuk pasar lokal dengan memberikan pengurangan bea masuk sebesar 90% selama dua tahun untuk bahan mentah atau penting yang tidak tersedia secara lokal.
BOI sebelumnya telah menyetujui 26 proyek yang memproduksi kendaraan listrik dari berbagai jenis, termasuk lima kendaraan listrik hybrid (HEV), enam kendaraan listrik hibrida plug-in (Plug-in Hybrid EV/ PHEV) dan 13 BEV, dan dua proyek E-Bus, dengan kapasitas produksi gabungan sebesar lebih dari 566.000 unit per tahun.
Sejauh ini, tujuh proyek tersebut sudah mulai beroperasi secara komersial, yakni besar seperti Nissan, Honda dan Toyota untuk HEV, Mercedes Benz dan BMW untuk PHEV, dan pendatang baru FOMM dan Takano untuk BEV. Agensi juga menyetujui 14 proyek untuk membuat bagian penting untuk EV, termasuk 10 proyek produksi baterai.
sumber: cnbcindonesia.com