
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Power Indonesia, Subholding Pertamina bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan (Pertamina Subholding Power & New Renewable Energy), berencana mengembangkan pabrik baterai kendaraan listrik mencapai kapasitas 5,1 giga watt (GW) hingga 2026 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Corporate Secretary Pertamina Power Indonesia Dicky Septriadi kepada CNBC Indonesia.
Dicky menyebutkan bahwa rencana pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik tersebut akan menjadi bagian dalam pembahasan dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya seperti MIND ID, Aneka Tambang dan PLN yang akan membentuk holding PT Indonesia Battery.
“Saat ini kita masih dalam pembahasan dengan konsorsium EV battery BUMN, seperti MIND ID dan PLN,” ujarnya.
Dia mengatakan, untuk mengembangkan pabrik baterai berkapasitas 5,1 GW tersebut diperkirakan membutuhkan biaya sebesar US$ 0,5 miliar atau sekitar Rp 7,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.700 per US$).
Untuk bisa mencapai target tersebut, tahun ini hingga tahun depan perseroan masih melakukan kajian kelayakan terlebih dahulu.
“Lalu, tahun berikutnya mulai develop (dikembangkan) sampai target 2026 bisa tercapai,” ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia belum lama ini gencar mendekati sejumlah perusahaan baterai mobil listrik kelas dunia agar mau berinvestasi membangun pabrik di Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan nilai investasi dari proyek pabrik baterai bisa mencapai US$ 20 miliar. Besarnya investasi ini dikabarkan tidak hanya diperoleh dari satu perusahaan saja, tapi juga beberapa perusahaan.
Sejumlah produsen baterai kelas dunia yang disebut menyatakan minat untuk berinvestasi di Indonesia antara lain LG Chem asal Korea Selatan, Tesla asal Amerika Serikat, Hyundai asal Korea Selatan, dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) asal China.
Sejumlah investor asing tersebut didorong untuk bekerja sama dengan Holding Indonesia Battery untuk mengembangkan pabrik baterai terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.
Tak tanggung-tanggung, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan bahkan menargetkan setelah 2023 atau 2024 mobil listrik bisa menjadi salah satu produk unggulan otomotif Indonesia.
“Kita mendorong industri nickel ore sampai lithium battery, sehingga mobil listrik nanti menjadi unggulan kita setelah 2023, 2024,” tuturnya dalam acara INDY FEST 2020 dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-20 PT Indika Energy Tbk yang ditayangkan dalam kanal YouTube kemarin, Senin (19/10/2020).
sumber: cnbcindonesia.com