
PR DEPOK – Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nur Hidayati mendorong gerakan ekonomi sirkular yang menjaga alam.
Ia berpendapat hal ini sangat penting untuk kelangsungan ekonomi lokal terutama yang menekan kebudayaan seperti sektor pariwisata.
“Kita harus mengubah model perekonomian kita yang selama ini linear, yaitu input, output, dan waste,” kata Nur dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Nur berharap ke depannya Indonesia dapat mengembangkan ekonomi yang lebih sirkular.
Ekonomi sirkular merupakan sistem saat sumber daya dapat digunakan dalam waktu yang lama, digali dengan maksimal nilai dan kegunaannya.
Tidak hanya itu, kata dia, ekonomi sirkular juga bersifat restoratif dan regeneratif.
Perwakilan dari organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang lingkungan itu juga menjelaskan bahwa dengan mengembangkan ekonomi sirkular, manusia tidak bisa lagi mengeksploitasi alam melebihi takaran regeneratif dan restoratif.
Di samping itu, ia juga mendorong pemerintah agar kebijakan nasional sinkron dengan daerah untuk mendukung sumber daya alam lokal.
“Kita harus melihat lagi kalibrasi bagaimana kebijakan-kebijakan nasional dapat sinkron dengan yang di daerah,” tuturnya.
Menurutnya, hal itu penting karena masih terdapat berbagai daerah di Indonesia yang model ekonominya sangat bergantung pada sumber daya alam lokal.
Nur Hidayati itu memberi beberapa contoh seperti kerajinan dan pariwisata yang memanfaatkan sumber daya alam lokal.
Jika kebijakan nasional dan daerah tidak sejalan maka menurutnya hal itu dapat berisiko kepada sumber daya alam lokal yang telah menjadi sumber pendapatan bagi warga sekitar.
Ia mengatakan untuk mewujudkan perkembangan yang berkelanjutan, maka diperlukan alat ukur kemajuan yang tidak diukur oleh daya saing ekonomi saja.
Akan tetapi juga harus mempertimbangkan kualitas hidup, kesejahteraan, dan kehidupan yang bermanfaat.
Keseimbangan itu dibutuhkan karena kehancuran ekosistem wilayah akan memengaruhi model usaha dan ekonomi yang telah dibangun oleh masyarakat dan komunitas lokal.
“Kita perlu melakukan demokratisasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup kita karena masih terjadi ketimpangan struktur penguasaan sumber daya alam yang besar,” tuturnya.***
sumber: pikiranrakyat.com