Abdi Karya ITS Buat Inovasi Pengolahan Limbah Laundry

Usaha laundry memiliki dampak buruk bagi lingkungan, karena menghasilkan limbah berbahaya. Abdi Karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merancang instalasi pengolahan air limbah (IPAL), untuk laundry berbasis reuse, recycle dan recovery (3R).

Surabaya – Usaha laundry memiliki dampak buruk bagi lingkungan, karena menghasilkan limbah berbahaya. Abdi Karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merancang instalasi pengolahan air limbah (IPAL), untuk laundry berbasis reuse, recycle dan recovery (3R).


Ketua Tim Abdi Karya, Cindy Synthia Putri mengatakan, limbah air laundry cenderung dibuang begitu saja tanpa diolah terlebih dulu. Padahal, limbah ini mengandung ragam zat yang berbahaya yang berasal dari campuran detergen dan kotoran pada pakaian.

“Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), dan fosfat. Cindy menjabarkan, nilai BOD dan COD yang tinggi dapat menyebabkan defisit oksigen yang larut di air. Sementara itu, TSS mampu mengeruhkan air dan menghalangi cahaya matahari masuk. Sedangkan, fosfat dapat mendegradasi kehidupan biota air dan meningkatkan unsur hara,” kata Cindy mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan, Rabu (7/10/2020).

Menurutnya, USK laundry memerlukan unit pengolahan yang dapat mengurangi risiko pencemaran lingkungan tersebut. Desain IPAL dirancang oleh Tim Abdi Karya memiliki ukuran yang sesuai dengan kesediaan ruangan laundry skala kecil. Sehingga tidak akan memakan banyak tempat.

“Jika limbah keluaran alat ini akan dikumpulkan dahulu pada bak pengumpul. Selanjutnya, limbah akan disaring menggunakan pasir kali melalui proses filter biosand. Lalu, air olahan akan melalui dua kali proses adsorpsi karbon aktif menggunakan adsorben tempurung kelapa. Terakhir, limbah yang telah diolah ini akan menjadi bersih dan dapat dikumpulkan ke dalam tandon air,” jelasnya.

Terlebih desainnya sudah menerapkan 3R. Prinsip recycle terlihat pada air olahannya yang dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman hidroponik, mencuci kendaraan, serta dapat dialirkan ulang ke unit pengolahan lagi.

Selain itu, pasir kali yang mulai kotor akibat proses filter dapat digunakan kembali (reuse) setelah dicuci dengan air bersih. Sementara, adsorben jenuh yang dihasilkan dapat dimanfaatkan (recovery) sebagai pupuk.

Cindy berharap, inovasi timnya dapat dikembangkan lagi hingga semakin matang digunakan pegiat bisnis laundry. “Saya harap, dampak pencemaran limbah ini dapat teratasi dengan IPAL kami,” pungkasnya.

sumber: detik.com

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s