Tancap Gas, Konstruksi Pabrik Mobil Listrik Hyundai Sudah 50%

Hyundai Ioniq Electric (dok. Hyundai)

Jakarta, CNBC Indonesia – Pembangunan pabrik mobil PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Kota Deltamas, Bekasi, Jawa Barat hingga saat ini sudah mencapai 50%, meski di tengah pandemi Covid-19.


Hal tersebut disampaikan oleh Plt Deputi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Ayodhia Kalake. Menurutnya, meski tengah dilanda pandemi Covid-19, Hyundai tetap berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan pabrik. Dengan kemajuan tersebut, ditargetkan pada 2021 pabrik mobil ini bisa mulai beroperasi.

Pabrik mobil Hyundai bernilai US$ 1,55 miliar atau sekitar Rp 21 triliun ini akan menjadi pusat basis produksi pertama Hyundai di kawasan Asia Tenggara. Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 8,35 juta kaki persegi (77,6 hektar) ini akan memiliki kapasitas sekitar 150.000 unit kendaraan per tahun. Sementara pada kapasitas penuh, pabrik ini dapat memproduksi hingga 250.000 kendaraan setiap tahunnya.

Rencananya pabrik tersebut akan memproduksi kendaraan tipe SUV, MPV, sedan, hingga mobil listrik atau electric vehicle (EV).

“Jadi, memang harus diakui pandemi Covid-19 ini tidak hanya hantam Indonesia, tapi global, namun dari pantauan kami pihak Hyundai masih terus berkomitmen melanjutkan pembangunan industrinya. Saat ini kami perkirakan sudah lebih dari 50% pembangunan fisik, diharapkan tahun depan, 2021, selesai dan siap melakukan proses produksi,” paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (05/10/2020).

Ayodhia mengatakan bahwa Hyundai melihat potensi pasar yang sangat kuat di Indonesia, sehingga perusahaan otomotif asal Korea Selatan ini pun telah menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia untuk membangun dan mengembangkan mobil listrik berbasis baterai.

“Nilai ekonominya sangat besar, ini akan generate ekonomi dan investasi. Ini diharapkan juga bisa merekrut tenaga kerja lokal yang dan juga tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang menjadi salah satu menjadi prioritas pemerintah juga,” paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, investasi mobil listrik berbasis baterai terbuka bagi siapa saja. Pihaknya pun terus menawarkan kepada investor di luar negeri untuk bisa membangun pabrik mobil listrik di Indonesia seperti industri mobil dari Jerman.

Menurutnya, pabrikan besar yang sudah beroperasi di Indonesia juga harus mulai berpikir untuk bertransformasi ke mobil listrik berbasis baterai.

“Pada dasarnya kami terbuka kepada seluruh merek, minggu lalu kami adakan diskusi. Kami tawarkan ke industri otomotif Jerman untuk bisa berpartisipasi dan berinvestasi di dalam pengadaan kendaraan listrik Indonesia,” jelasnya.

Meski sedang dilanda pandemi Covid-19, menurutnya ini tidak menjadi alasan untuk menyurutkan usaha dalam mengejar investasi. Pihaknya tetap bekerja untuk mengundang investor asing masuk ke Indonesia, khususnya untuk investasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Berbagai upaya dilakukan untuk menggaet investor, salah satunya melalui pemberian insentif. Selain dengan Bank Indonesia (BI) yang telah melakukan penyempurnaan ketentuan uang muka bagi pemberian Kredit/ Pembiayaan Kendaraan Bermotor (KKB/ PKB) untuk pembelian kendaraan bermotor berwawasan lingkungan menjadi 0%, Kementerian Keuangan juga akan mengeluarkan peraturan insentif fiskal spesifik kendaraan listrik.

“Dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) akan dimasukkan ke e-catalog. Jadi secara paralel kita bergerak terus,” ungkapnya.

sumber: cnbcindonesia.com

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s