
Jakarta, Beritasatu.com – Gain (Global Alliance for Improved Nutrition) bersama Indonesia dan Jejaring PascaPanen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) terus berupaya memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang kepedulian terhadap susut dan limbah pangan menuju ketahanan pangan dan gizi di tingkat nasional hingga pelosok nusantara. Hal ini dalam rangka peringatan Hari Kesadaran Internasional tentang susut dan limbah pangan yang akan jatuh pada 29 September 2020 mendatang.
Gaindan JP2GI juga mendorong perbaikan sektor UMKM pangan dan perikanan yang belakangan terimbas akibat pandemi Covid-19.
“Gain bersama JP2GI terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap makanan. Melalui Hari Kesadaran Internasional tentang susut dan limbah pangan, kami berupaya mempromosikan riset dan inovasi agar tidak ada makanan yang terbuang. Menyedihkan kalau makanan sudah susah-susah kita produksi harus rusak dan terbuang sebelum sampai ke konsumen karena kurangnya teknologi, infrastruktur, dan inovasi,” ujar County Director Gain Indonesia, Ravi Menon dalam keteragan, Minggu (27/9/2020).
“Kami percaya meningkatnya kesadaran untuk mengurangi kerusakan dan sampah makanan akan meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, serta kesejahteraan petani nelayan dan masyarakat,” lanjutnya.
Ditambahkannya, berbagi pengetahuan dan pembelajaran tentang susut hasil pascapanen serta upaya pengurangannya dipandang efektif untuk perbaikan gizi masyarakat dan menata sistem pangan agar lebih baik, khususnya di bidang perikanan.
“Gain terus berupaya memberikan pembelajaran terkait susut hasil dan limbah pangan pascapanen (food post-harvest loss and waste) di Indonesia,” tegasnya.
Senada dengan Ravi, Hasanudin Yasni, penasehat JP2GI mengatakan, pihaknya terus mendorong praktik baik UMKM untuk mengurangi susut hasil dan limbah pangan dengan cara melakukan berbagai langkah efesiensi, mengubah pola pemasaran ke sistem digital, melakukan inovasi produk, dan menambah fasilitas pendingin khusus untuk industri perikanan.
“Salah satu langkah yang paling penting agar susut dan limbah berkurang adalah dengan mengurangi kerusakan pangan dengan memperbaiki rantai dingin dan di tengah industri digital yang saat ini ada. Penjualan dengan menggunakan media online menjadi sarana yang bagus untuk bisa mengembangkan UMKM pangan dan perikanan yang ada di Indonesia,” tutur Hasanuddin yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI).
Sedangkan Ketua JP2GI, Dr. Soen’an Hadi Poernomo Berharap dampak pandemi Covid-19 ini bisa dijadikan pengusaha UMKM Pangan dan Perikanan di Indonesia untuk berbenah dan memanfaatkan kemajuan teknologi digital dalam mengembangkan produk UMKM Pangan dan perikanan yang dikembangkannya.
“Pengusaha harus mampu mengatur rantai distribusi untuk bisa memaksimalkan produknya agar bisa dimanfaatkan masyarakat dengan memaksimalkan penerapan 5G yakni GHP (Good Handling Practice), GDP (Good Distribution Practice), GWP (Good Warehouse Practices), GRP (Good Retail Practices) dan GLP (Good Laboratory Practices). Satu hal lagi adalah pemerintah juga harusnya mau membantu pengusaha dalam hal pemberiaan modal agar pengusaha UMKM pangan dan peikanan di Indonesia bisa bersaing dengan pengusaha dari luar untuk bisa mengembangkan produknya,” tandasnya.
Sumber:BeritaSatu.com