Misterius! Ratusan Gajah Afrika Mati

Gaborone – Pemerintah Botswana menyebut penyebab matinya ratusan gajah akibat toksin dari sianobakteria di lubang air. Tapi, para ahli meragukan temuan tersebut.
Sejak Mei sampai Juli, terjadi kematian misterius dari gajah-gajah di Botswana. Dalam kurun waktu 3 bulan, ditemukan lebih dari 300 gajah yang mati terkapar.

Penyebab kematian gajah-gajah yang misterius ini akhirnya diteliti oleh laboratorium di Botswana. Para peneliti mengambil sampel bangkai, tanah, dan air yang diduga berkaitan dengan kematian tersebut.

Dilansir dari CNN, Kamis (24/9/2020) sianobakteria memang biasa ditemukan di dalam air, namun tak semuanya menghasilkan toksin atau zat beracun. Para ahli khawatir perubahan iklim menjadi pemicu bakteri itu memproduksi toksin karena suhu air meningkat dan kondisi itu memicu bakteri tersebut bertumbuh.

Botswana merupakan rumah bagi 130.000 ekor gajah Afrika. Populasi gajah di negara ini paling banyak dibandingkan negara lainnya. Sayangnya, tahun lalu negara ini menghapus larangan perburuan gajah yang sudah diberlakukan sejak 2014. Hal ini menimbulkan kecaman dunia internasional.

Beberapa konservasionis mencurigai pemburulah yang membunuh gajah-gajah tersebut. Namun Wakil Direktur Satwa Liar dan Taman Nasional Botswana, Cyril Taolo mengatakan bahwa pemerintah telah mengesampingkan dugaan keterlibatan manusia dalam kematian tersebut.

“Saya rasa tidak ada orang yang bisa berkata tidak pernah (membunuh gajah), tetapi dalam hal ini, bukti yang ada menunjukkan bahwa ini disebabkan alam,”katanya dalam konferensi pers pada Senin (21/9/2020).

Taolo juga menyampaikan petunjuk tambahan di lapangan, termasuk fakta semua gading gajah yang mati utuh sehingga tidak mungkin ini karena perburuan. “Kami telah mengesampingkan perburuan,”katanya.

Tetapi para konservasionis tetap skeptis dengan penyelidikan pemerintah. “Jika toksin berada di lubang air atau di dalam lubang air, mengapa hanya gajah yang terpengaruh?,” kata ahli biologi konservasi Keith Lindsay.

Lindsay mengatakan sejauh ini bukti yang disajikan tidak cukup meyakinkan untuk mengesampingkan keterlibatan manusia. “Satu hal yang dilakukan gajah yang tidak dilakukan spesies lain adalah mereka pergi dan mencari tanaman di ladang petani,” ujar Lindsay.

“Jika petani membubuhkan racun, gajah dari semua usia akan terkena racun dan kemudian mereka akan kembali ke lubang air mereka. Setidaknya, kemungkinan besar sianobakteria ini sebagai penyebab kematian mereka,” ia melanjutkan.

Lokasi ditemukannya ratusan bangkai gajah ini adalah Delta Okavango yang menjadi habitat 10 persen gajah di Botswana. Spesies ini diklasifikasikan sebagai spesies rentan yang masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

sumber: detik.com

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s