
JURNAL PRESISI – Pemerintah berupaya untuk menekan strategi inovasi gerakan ekonomi hijau melalui berbagai investasi. Mardani Ali Sera selaku Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI menekankan bahwa pentingnya strategi untuk berinvestasi dalam suatu proyek-proyek hijau.
Ekonomi hijau merupakan aktivitas ekonomi yang memiliki sifat ramah terhadap lingkungan. Aktivitas demikian bergerak dengan berkelanjutan yang salah satunya mengupayakan berbagai investasi termasuk diversifikasi energi bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
“Perlu ada kesadaran bersama melihat resiko ancaman perubahan iklim untuk masa depan kita,” ungkap Mardani sebagaimana dilansir dari Antara.
Selain itu, Mardani juga mengupayakan investasi ekonomi hijau yang cocok untuk diterapkan dalam politik penganggaran di Indonesia.
Mardani juga meminta untuk belajar dari negara lain untuk menggencarkan stimulus dalam proyek-proyek hijau. Pasalnya, kondisi pandemi sekarang ini menjadi suatu momentum untuk merefleksikan diri sejauh mana prioritas efesiensi kebijakan energi selama ini.
“Kita bisa belajar dari keberhasilan Korea Selatan yang pada saat krisis keuangan tahun 2008-2009 yang menginvestasikan 80 persen dari paket stimulus senilai 38 miliar dolar AS dalam proyek-proyek hijau. Lalu paada Maret 2020 juga mereka mengeluarkan paket stimulus berupa Green New Deal,” jelas Mardani.
Arifin Tasrif selaku Menteri Energi dan Sumber Dya Mineral (ESDM) dalam The 11th Clean Energy Ministerial Meeting (CEM 11) secara virtual pada hari Selasa 22 September lalu dan mengemukakan langkah strategis mengenai pemanfaatan energi bersih yang sudah dilakukan di Indonesia.
Arifin juga menjelaskan bahwa kekayaan Indonesia sendiri memiliki sumber energi
terbaharukan yang sangat besar hingga mencapai 400 GW. Dengan demikian, pengaturan mengenai suplai dan penggunaan energi menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan.
Langkah strategis yang diambil untuk mengatur pemanfaatan energi di Indonesia ini adalah dengan optimalisasi penggunaan sumber-sumber energi domestik an mendorong penggunaan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga diesel yang diganti dengan sumber energi bersih seperti gas dan terbaharukan.
“PT PLN tengah meluncurkan program konversi dari pembangkit listrik diesel menjadi energi terbarukan dengan kapasitas 2 GW di lebih dari 2000 lokasi di seluruh negeri,” ujar Arifin.
Kemudian langkah kedua yang dilakukan berupa efesiensi energi baik dari suplai maupun permintaan untuk mendorong implementasi terget energi pada gedung dan industri.
Arifin juga menjelaskan mengenai pentingnya untuk mendukung Indonesia
mengoptimalkan penggunaan energi terbaharukan untuk mngembangkan resio elektrifikasi dari 84,3 persen menjadi 98,8 persen khususnya pada daerah terluar.
“Saat ini kami sedang membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung besar di Waduk Cirata, Jawa barat, dengan kapasitas 145 MW. Proyek ini akan meningkatkan bauran energi di sistem kelistrikan Jawa Bali secara signifikan,” pungkasnya.
sumber: pikiranrakyat.com