MASKAPAI penerbangan Singapore Airlines (SIA) sempat menghebohkan dunia maya, setelah menawarkan rute penerbangan berdurasi tiga jam ke destinasi tak diketahui alias ‘antah berantah’. Promo tersebut mereka keluarkan guna menarik kembali minat wisatawan di masa pandemi Covid-19.
Sayangnya, promo ini ditentang keras oleh sejumlah aktivis lingkungan dengan sejumlah alasan. Mereka mengatakan bahwa aktivitas tersebut justru menciptakan emisi karbon yang tidak diperlukan, dan pada akhirnya memperparah kondisi pemanasan global yang saat ini sedang berlangsung.
“Ini hanya menciptakan emisi karbon yang tidak diperlukan dengan melakukan perjalanan tanpa alasan dan tujuan yang jelas,” ujar SG Climate Rally dalam pernyataan di situs resmi mereka.
Seperti dikutip dari laman Asiaone, kelompok aktivis lingkungan ini juga menyampaikan rasa prihatin mereka kepada para karyawan SIA, yang dikabarkan mengalami penurunan gaji hingga pemecatan akibat ditutupnya seuruh akses penerbangan di Singapura.
SG Climate Rally juga menyarankan agar petinggi SIA membuat kebijakan alternatif yang lebih ‘masuk akal’, dan mendukung kelestarian lingkungan. “Kita pasti bisa dan harus melakukan yang lebih baik,” ujar mereka.
Sementara itu, demi menyelamatkan nasib para pekerja dan keberlangsungan perusahaan, masyarakat Singapura dilaporkan telah mendorong petinggi Siapore Airlines untuk mencari solusi lain demi mendapatkan pemasukkan, tanpa harus melakukan penerbangan.
Tagar #SaveSingaporeAirlinesForm telah disediakan bagi pekerja maupun publik yang tertarik untuk memberikan ide atau solusi.
Menurut Chevon Low, member PM Haze yang juga menginisiasi tagar tersebut mengatakan, cara ini dinilai lebih efisien dan masyarakat pun dapat berpartisipasi menyumbangkan ide mereka.
“Kami rasa akan lebih kondusif dengan menerima masukkan dari publik daripada menjalankan strategi penerbangan menuju destinasi yang tidak jelas,” tegas Chevon.
“Sebelumnya, SIA sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon mereka. Kami ingin bekerjasama dengan mereka untuk mencapai target mereka dalam hal sustainability,” tandasnya.
Beberapa ide yang telah diterima Chevon dan timnya antara lain, mendorong pihak maskapai untuk menyediakan paket wisata berkonsep edukasi menuju cokpit, menyulap bagian dalam pesawat untuk dijadikan lokasi fine dining, hingga menyediakan paket staycation di kelas satu atau bisnis.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara SIA mengatakan bahwa hingga saat ini rencana tersebut belum mendapat persetujuan dari atasannya.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pelanggan dan karyawan kami atas ide dan masukkan mereka. Kami akan segera mengeluarkan pengumuman resmi, bila ada ide yang telah disetujui,” ujar juru bicara itu.
sumber: okezone.com